Slank: Royalti Musik Belum Cukup Jadi Sumber Penghasilan Utama Musisi Indonesia

Slank mengungkapkan realita di balik dunia musik Tanah Air: royalti ternyata belum bisa menjadi sumber penghasilan utama bagi para musisi. Hal ini diakui langsung oleh vokalis Slank, Kaka, saat ditemui di Jakarta. “Kalau di kita (royalti) memang belum jadi mata pencaharian utama kita. Masih harus mengandalkan off air juga sih,” ujar Kaka.

Pernyataan ini muncul di tengah ramainya diskusi seputar sistem royalti di Indonesia. Saat ini, Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) yang diketuai Piyu Padi dengan Ahmad Dhani sebagai Ketua Dewan Pembina tengah mengusulkan wacana direct license. Usulan ini menekankan bahwa penyanyi perlu meminta izin langsung kepada pencipta lagu sebelum membawakan karya tersebut dalam konser komersial.

Namun, usulan tersebut mendapat tanggapan dari Vibrasi Suara Indonesia (VISI) — organisasi yang beranggotakan para penyanyi seperti Ariel Noah, Armand Maulana, Judika, Raisa, hingga Bernadya. VISI berpendapat bahwa konsep direct license tidak tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Saat ini, mereka pun tengah mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Bimbim, drumer sekaligus pendiri Slank, menegaskan bahwa Slank memilih untuk tidak memihak salah satu kubu. Ia mengakui bahwa Slank pernah merasakan manfaat dari sistem direct license, jauh sebelum hadirnya Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) seperti WAMI.

“Dulu sebelum ada WAMI, Slank direct. Jadi TV mana nih (telepon) ‘Mas Bim Bim ini ada artis mau bawain lagu Slank boleh gak?’ Terus kita lihat dulu ya artisnya keren gak, cewek cantik, oh boleh,” ucap Bimbim sambil tertawa.

Kini, Slank mempercayakan seluruh urusan royalti mereka kepada LMK yang resmi. “Dulu sih kita gak mikirin bayaran, mau dibayar berapa ya mereka terserah. Ya yang penting izin,” tambah Kaka.

Meski menyoroti tantangan royalti, Slank tetap mendukung langkah baik dari kedua pihak — baik AKSI maupun VISI — yang sama-sama berjuang demi meningkatkan kesejahteraan musisi di Indonesia. “Kalau dua-duanya mencoba untuk buat kebaikan, gak apa-apa sih,” tutup Kaka.

Scroll to Top