SBY Luncurkan Video Musik “Save Our World” Bareng 35 Musisi Tanah Air

Lagu ciptaan SBY ini jadi ekspresi hati dan kepeduliannya terhadap perubahan iklim

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meluncurkan video musik terbaru berjudul “Save Our World” bersama 35 musisi Indonesia lintas generasi. Acara peluncuran berlangsung di Djakarta Theatre pada Selasa, 1 Juli 2025.

Lagu “Save Our World” bukanlah lagu baru. SBY menulis lagu ini pada tahun 2010, saat menghadiri Konferensi Iklim di Oslo, Norwegia. “Pagi-pagi sebelum kembali ke Jakarta, ditemani almarhumah Ibu Ani, saya menulis lagu ini. Lagu ini adalah ekspresi hati, pikiran, dan juga sedikit rasa cemas saya terhadap masa depan bumi,” ungkap SBY dalam sambutannya.

Kolaborasi lintas generasi, aransemen oleh Tohpati

Lagu tersebut pertama kali dirilis dalam bahasa Indonesia dengan judul “Untuk Bumi Kita” yang dibawakan Sandhy Sondoro dan diaransemen Erwin Gutawa. Versi bahasa Inggrisnya dirilis pada 2013 dengan judul “Save Our World” yang dinyanyikan oleh penyanyi Amerika Serikat, Jeffrey Pescetto.

Versi terbaru dari lagu “Save Our World” ini digarap ulang dengan aransemen baru oleh musisi Tohpati. Tak hanya itu, sebanyak 35 musisi Indonesia dari berbagai generasi ikut terlibat menyanyikan lagu ini. Untuk memperkuat dimensi musikalnya, aransemen lagu ini juga melibatkan Budapest Scoring Orchestra dari Hungaria. Menurut SBY, karya ini bukan sekadar lagu, tetapi merupakan suara nurani seniman Indonesia yang peduli akan masa depan bumi dan kondisi lingkungan hidup saat ini.

SBY juga menyinggung pentingnya aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim. Ia menyayangkan masih banyak pemimpin dunia yang menyepelekan isu lingkungan dan bahkan menyebutnya sebagai hoaks. “Kalau kita gagal mencegah kenaikan suhu global, masa depan rakyat tidak aman. Business as usual itu tidak cukup. Harus ada big push dari semua negara,” tegasnya.

Bukan hanya lagu, SBY juga pamerkan dua lukisan bertema lingkungan

Selain meluncurkan lagu “Save Our World”, SBY juga memamerkan dua karya lukisan miliknya. Lukisan pertama berjudul “Stockbone”, menggambarkan kehancuran dan penderitaan kemanusiaan. Sedangkan lukisan kedua yang belum selesai diberi judul “Peace with Nature”, melambangkan keindahan dan harmoni antara manusia dengan alam.

“Lukisan ini mengingatkan kita semua untuk memilih, dunia penuh kekerasan, atau dunia yang damai untuk anak cucu kita,” kata SBY. Meskipun menghabiskan 30 tahun sebagai prajurit militer, ia menegaskan kecintaannya terhadap perdamaian. “But I love peace. Kalau bisa damai, mengapa harus perang?

Seni sebagai medium penyampai pesan perubahan

Bagi SBY, seni musik, lukisan, dan puisi merupakan media penting dalam menyampaikan pesan tentang perubahan iklim. Seni, menurutnya, dapat menembus batas psikologis yang kerap menghalangi komunikasi politik atau teknokratis. “Seni itu dari hati. Dan perubahan dimulai dari rasa,” ujarnya.

Peluncuran video musik “Save Our World” bukan sekadar pertunjukan, tetapi sebuah panggilan nurani. SBY menegaskan bahwa seluruh bangsa dan masyarakat dunia harus bersatu, menyuarakan dan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan bumi. “Kalau situasi masih begini, kesadaran akan iklim makin menjauh, digantikan ambisi dan ego,” tegasnya.

Scroll to Top