310 Alat Musik Hasil Rembuk RW Musrenbang
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat melalui Suku Dinas Kebudayaan menyerahkan secara simbolis 310 alat musik Islam hasil rembuk RW pada Musrenbang 2024. Pengadaan tahun 2025 ini terdiri dari 240 set hadroh, 48 set marawis, 20 set rebana, serta 2 set gambang kromong.

Plt Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat, Sri Kusumawati, menyampaikan bahwa seluruh alat musik akan segera disalurkan ke lokasi sesuai usulan warga. “Ini merupakan hasil rembuk RW pada Musrenbang tahun 2024 lalu, selanjutnya akan kita distribusikan sesuai lokasi yang dituju. Untuk distribusi kita targetkan dari tanggal 15 hingga 30 September ini,” ujarnya.
Dukungan Wali Kota untuk Pelestarian Budaya
Wali Kota Jakarta Pusat Arifin menegaskan, penyaluran ratusan alat musik Islam ini diharapkan mampu mendukung pelestarian budaya bangsa, khususnya musik tradisi Islam seperti hadroh, marawis, dan qasidah. “Ini sebagai bentuk pelestarian budaya bangsa, khususnya yang berkembang di Jakarta ini. Kita tahu dari kecil banyak musik-musik yang berasal dari qasidah maupun hadrah, oleh karena itu jangan sampai kita memutus mata rantai budaya yang telah terbentuk sejak lama,” katanya.
Arifin juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda. Menurutnya, anak muda perlu merapatkan diri memainkan alat musik yang disalurkan agar tradisi tidak terputus dan bisa terus hidup di tengah masyarakat.
Rencana Kompetisi dan Pentas Budaya
Selain penyaluran, Wali Kota Arifin membuka peluang diadakannya kompetisi musik tradisi Islam serta pentas budaya di ruang publik. Ia bahkan menyinggung kemungkinan pelaksanaan acara seni di kawasan Car Free Day (CFD). “Kalau antusiasnya bagus, bisa kita buat agenda untuk pentas seni budaya di acara CFD, kita gabungkan permainan marawis, hadrah serta qasidah, kita penuhin sepanjang Bundaran HI,” tuturnya.
Jakarta Menuju Kota Global Berbudaya
Upaya ini juga menjadi bagian dari target Pemkot Jakarta Pusat untuk mendukung Jakarta naik peringkat dari posisi 74 menjadi 50 besar kategori kota global berbudaya. Arifin menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya sebatas infrastruktur, melainkan juga karakter dan budaya. Ia menilai, pelestarian musik tradisi menjadi salah satu cara memperkuat identitas budaya ibu kota.