Polemik Festival Jazz Kembali Memanas, Dewa Budjana Tanggapi Secara Terbuka

Setelah pernyataan dari Indra Lesmana yang mengkritisi minimnya kehadiran musisi jazz dalam festival musik berlabel “jazz”, dan respons dari Anas Alimi selaku pendiri Prambanan Jazz Festival, kini giliran Dewa Budjana yang menyuarakan pendapatnya. Dalam unggahan media sosialnya, gitaris legendaris tersebut memberikan perspektif sekaligus saran terkait polemik yang semakin ramai diperbincangkan publik.
Dukung Indra Lesmana, Soroti Minimnya Musisi Jazz
Meski selama ini tidak secara eksklusif mengklaim diri sebagai musisi jazz, Dewa Budjana menyatakan dukungannya terhadap Indra Lesmana. Ia mengungkapkan kekhawatirannya atas fenomena festival jazz yang justru dipenuhi oleh penampil dari genre non-jazz.
“Semakin banyak festival jazz yang menampilkan line up yang bukan jazz, padahal progres musisi jazz semakin banyak di negeri ini,” tulisnya. Ia menyebut bahwa seharusnya festival tetap memprioritaskan musisi jazz, atau paling tidak menampilkan lineup yang berimbang.
Budjana juga menyebut bahwa kini banyak musisi muda berbakat dari skena jazz tanah air yang seharusnya mendapatkan lebih banyak panggung. Fenomena ini ia lihat langsung lewat aktivitas komunitas seperti Jazz Camp, yang menunjukkan tingginya potensi generasi baru.
Kritik Konstruktif untuk Prambanan Jazz
Tanpa menyebut langsung sebagai kritik tajam, Budjana turut menyinggung Prambanan Jazz Festival. Ia menyayangkan komposisi lineup yang sebagian besar bukan musisi jazz, seperti JKT48, Nasida Ria, Ari Lasso, Dewa, GIGI, hingga Tantowi Yahya. Meski mengapresiasi gaya penulisan Anas Alimi sebagai pendiri festival, ia menyatakan bahwa komposisi lineup yang terlalu condong ke genre non-jazz dapat berpotensi menyimpangkan makna dari festival itu sendiri.
“Saran saya buat Mas Anas, tinggal menambah porsi musisi jazz-nya lebih berimbang,” tulisnya. Ia juga menyarankan agar beberapa penampil dari genre lain bisa dibawa tampil dengan format jazz atau dialihkan ke acara yang berbeda.
Ajakan Menjaga Nama Jazz
Lebih jauh, Dewa Budjana mengingatkan pentingnya menjaga nama “jazz” sebagai bagian dari sejarah dan perjuangan panjang banyak musisi. Ia menyesalkan komentar dari warganet yang dinilainya tidak memahami kontribusi besar tokoh-tokoh seperti Indra Lesmana terhadap perkembangan musik jazz nasional dan internasional.
“Nama Prambanan Jazz tentu sudah sangat bagus, tinggal memikirkan keseimbangan antara tema dan pasar, agar nama jazz tidak terselewengkan,” tutupnya.
Pernyataan dari Dewa Budjana ini menambah dimensi baru dalam diskusi seputar arah festival jazz di Indonesia. Ia mengajak semua pihak, termasuk promotor dan publik, untuk tidak melupakan akar dari genre jazz itu sendiri dan tetap memberi ruang bagi musisi jazz agar tetap berkembang dan dikenal luas.