Methosa Rilis “Tarik Tambang” — Lagu Ceria dengan Pesan Keras soal Tambang Ilegal

Methosa, kumpulan seniman yang kerap mengangkat isu sosial lewat musik, kembali hadir dengan karya terbaru berjudul “Tarik Tambang”. Lagu ini lahir dari keresahan terhadap maraknya praktik tambang ilegal yang merusak lingkungan, merampas hak masyarakat adat, dan mengabaikan kelestarian alam.


Tambang: Berkah atau Petaka?

Kehidupan modern tak lepas dari hasil tambang — mulai dari listrik, gadget, hingga kendaraan yang kita gunakan setiap hari. Jika dikelola dengan benar, tambang dapat membawa manfaat besar bagi kesejahteraan rakyat. Namun, realitas di lapangan sering kali berbeda.
Tambang ilegal, khususnya yang masuk ke kawasan hutan lindung dan hutan konservasi, telah menimbulkan pencemaran air dan udara, merusak ekosistem, hingga memicu konflik di masyarakat. Keuntungan dari penambangan tersebut jarang dinikmati oleh penduduk lokal, melainkan hanya segelintir pihak.


Lirik Ceria, Pesan Menggugah

“Tarik Tambang” bercerita tentang masyarakat yang wilayahnya diambil alih oleh pihak-pihak bermodal besar, membawa alat berat, dan mengeksploitasi tanah adat tanpa izin. Meski dibalut dengan nuansa musik ceria, lengkap dengan sentuhan suling dangdut yang fenomenal, lagu ini menyimpan pesan serius.
Bait-bait seperti “Wey ada maling! Masuk bawa alat berat” menjadi simbol perlawanan dan pengingat bahwa praktik semacam ini bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga kemanusiaan.


Musik sebagai Media Perlawanan

Methosa memanfaatkan musik sebagai alat untuk menyuarakan keresahan, mengemas kritik menjadi karya yang mudah dicerna, namun tetap mengena. Mereka menegaskan bahwa perlindungan hukum dan regulasi pro-rakyat dari pemerintah adalah kunci untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
“Surga terakhir di bumi” sudah banyak yang hilang, dan Methosa mengajak kita untuk waspada sebelum wilayah kita sendiri menjadi korban berikutnya.


“Tarik Tambang” kini sudah dapat dinikmati di berbagai platform musik digital. Lagu ini bukan hanya hiburan, tapi juga ajakan untuk berpikir, bertanya, dan menjaga lingkungan serta hak masyarakat adat dari ancaman tambang ilegal.

Scroll to Top