Caecillia Ajak Pendengar Merenung Lewat “Apa yang Kau Sebut Rumah?”

Mengajak Pendengar Merefleksikan Arti Rumah Lewat Lirik yang Menyentuh

Penyanyi dan penulis lagu independen Caecillia kembali hadir dengan single terbarunya berjudul “Apa yang Kau Sebut Rumah?” Sebuah karya yang menyentuh dan reflektif, lagu ini mengangkat tema keluarga yang tidak utuh, trauma masa kecil, serta kerinduan akan tempat yang dulu dianggap sebagai rumah.

Dengan aransemen musik yang intim dan nuansa emosional yang kental, Caecillia menuliskan cerita dari sudut pandang seorang anak yang kehilangan kehangatan rumah, dan harus menerima bahwa masa lalu tak akan kembali.

Single Kedua Menuju EP Bertema Coming-of-Age

Lagu ini merupakan single kedua dari EP yang akan datang, yang akan mengeksplorasi berbagai perasaan kompleks dalam perjalanan coming-of-age—dari luka masa lalu, proses berdamai, hingga tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan sadar diri.

Apa yang Kau Sebut Rumah?” dibuka dengan pertanyaan sederhana namun tajam: “Apa yang kau sebut rumah?” Pertanyaan ini menjadi pintu masuk menuju refleksi yang mendalam tentang makna rumah, bukan hanya sebagai tempat fisik, tetapi juga ruang emosional yang aman.

Klimaks Emosional dan Puisi Reflektif

Bagian chorus menjadi puncak emosi dari lagu ini. Dengan lirik seperti “Kurinduka rumah itu, semua yang kupunya dulu…”, Caecillia menggambarkan sosok yang terjebak dalam kenangan dan harapan terhadap masa lalu yang sudah hilang.

Lagu ini ditutup dengan sebuah reprise dan puisi reflektif, membawa pendengar melalui proses penerimaan diri. Salah satu baitnya berbunyi: “Aku tahu hanya separuh, tapi aku jauh lebih penuh!”—sebuah pernyataan kuat tentang kemampuan untuk tumbuh dari pengalaman yang tidak sempurna.

Suara bagi Mereka yang Menyimpan Luka Diam-Diam

Dalam pernyataannya, Caecillia mengungkapkan bahwa lagu ini adalah cerminan dari pengalaman pribadi, namun juga ditujukan untuk mereka yang punya luka serupa.

“Aku ingin lagu ini menjadi suara bagi mereka yang merasa sendirian dalam perjalanan ini. Kita mungkin tidak memiliki rumah seperti yang kita bayangkan, tetapi kita tetap bisa menemukan tempat untuk bertumbuh,” ujar Caecillia.

Dengan sentuhan melodi yang lembut namun kuat secara emosional, “Apa yang Kau Sebut Rumah?” menjadi perjalanan musik yang penuh makna, dan berpotensi menjadi tempat berlabuh bagi mereka yang sedang mencari rumah—dalam bentuk apa pun.

Scroll to Top