
Laleilmanino adalah trio penulis lagu dan produser rekaman asal Jakarta yang sejak awal 2010-an menjadi salah satu kekuatan di balik banyak hit pop Indonesia. Lewat kolaborasi luas dengan artis muda dan nama besar, pendekatan produksi mereka—yang menggabungkan selera pop kontemporer dengan sentuhan aransemen matang—membuat mereka menjadi rujukan industri musik nasional.
Awal, personel, dan terbentuknya kelompok
Laleilmanino dibentuk oleh tiga musisi-produsEN yang sudah mapan dari scene Indonesia: Arya “Lale” Aditya Ramadhya (gitaris Maliq & D’Essentials), Ilman Ibrahim (kibordis dan produser dari Maliq & D’Essentials), dan Anindyo “Nino” Baskoro (vokalis/penulis lagu RAN). Nama grup ini kemudian melekat sebagai triplet kreatif yang menulis, mengaransemen, dan memproduksi lagu untuk banyak penyanyi dan proyek. Sumber resmi dan ensiklopedia mengenal mereka sebagai formasi inti sejak era awal 2010-an.
Catatan kronologis pembentukan sedikit berbeda antar sumber (beberapa menyebut inisiasi projek sejak 2013, yang lain merujuk ke 2014), tetapi konsensus umum menyatakan Laleilmanino mulai aktif sebagai tim penulis/producer pada rentang waktu tersebut.

Gaya kreatif dan proses kerja
Sebagai tim, Laleilmanino dikenal menggabungkan pendekatan songwriting yang “pemain lagu”-oriented (melodi mudah dicerna, hook kuat) dengan sentuhan aransemen yang detil—dari tekstur gitar, pad keys, hingga pilihan produksi vokal—sehingga lagu terasa komersial namun punya karakter. Dalam beberapa wawancara dan proyek kolaboratif, mereka menjelaskan bahwa proses kerja kerap berawal dari diskusi ide, demo kasar, lalu workshop aransemen bersama artis sampai bentuk final tercapai; mereka sering bertindak sebagai co-writers sekaligus co-producer dalam satu sesi kerja. Proyek seperti rangkaian Studio Pop (kolaborasi dengan Diskoria) menunjukkan bagaimana mereka menerjemahkan konsep besar menjadi produksi yang cepat dan presisi.
Mereka juga pernah menerbitkan reinterpretasi karya-karya yang selama ini mereka tulis untuk artis lain dalam format “Laleilmanino Version” — sebuah EP/mini-album yang menampilkan lagu-lagu mereka dibawakan dan diaransemen ulang menurut estetika trio tersebut, memperlihatkan dualitas peran mereka: penulis/penyusun di balik layar sekaligus artis yang punya suara produksi khas.
Hit, kolaborasi penting, dan jejak di tangga lagu
Dalam dekade terakhir Laleilmanino menjadi “penemu” dan pendorong beberapa hits besar Indonesia. Contoh karya yang sering dikaitkan dengan nama mereka antara lain: Surat Izin Mencinta (Bastian Steel), Jangan dan Rayu (Marion Jola), Tak Ingin Pisah Lagi (Marion Jola & Rizky Febian), serta puluhan lagu lain untuk artis dari generasi yang berbeda. Mereka juga menggarap single orisinal untuk JKT48 (“Rapsodi”) dan terlibat dalam proyek rekontekstualisasi besar seperti kolaborasi dengan Diskoria dan Bunga Citra Lestari pada lagu Badai Telah Berlalu. Daftar karya mereka tercatat ratusan judul lagu yang beredar di pasar.

Kolaborasi lintas-genre (pop, R&B, disco-pop, hingga proyek retro) membuat nama Laleilmanino mudah ditemui pada rekaman artis-artis populer sekaligus proyek kuratorial yang merayakan warisan musik Indonesia. Kerap kali, lagu yang mereka produksi menjadi titik tolak karier bagi penyanyi pendatang baru atau mengangkat kembali nama besar lewat aransemen modern.
Penghargaan dan pengakuan industri
Eksperimen produksi dan kualitas karya Laleilmanino mendapatkan pengakuan di ajang industri. Mereka meraih beberapa trofi Anugerah Musik Indonesia (AMI) dalam kategori produksi/penata musik dan produser rekaman, termasuk penghargaan penting untuk karya-karya kolaboratif (contoh: kemenangan Karya Produksi Terbaik untuk Badai Telah Berlalu bersama Diskoria & BCL). Secara konsisten, karya mereka juga masuk nominasi dan memenangi kategori-kategori teknis dan produksi di AMI.
Penghargaan ini menegaskan posisi Laleilmanino tidak hanya sebagai “penulis lagu hit” melainkan juga sebagai standarisator produksi modern di pasar musik Indonesia.
Peran budaya: pembentuk selera pop dan jembatan generasi
Secara budaya, kontribusi Laleilmanino terasa ganda: pertama, mereka menulis lagu-lagu yang mudah disukai khalayak muda sehingga ikut membentuk playlist populer; kedua, mereka mengerjakan proyek yang “menginjak warisan” musik Indonesia (mis. tribute projects, reinterpretasi), sehingga membangun jembatan antara generasi. Proyek seperti kolaborasi tribute untuk Chrisye menunjukkan kecenderungan mereka untuk merawat memori musik nasional sambil menyajikannya dengan sensibility kontemporer.

Kehadiran mereka juga memberi contoh praktik produksi profesional: tim kecil yang meng-cover seluruh siklus penciptaan — dari penulisan lagu, aransemen, rekaman, hingga mixing/produktion decisions — yang kemudian dijual ke pasar melalui artis yang tepat. Model ini merepresentasikan perubahan industri musik Indonesia, di mana “produser-penulis” menjadi figur sentral dalam penciptaan hits.
Aktivitas terkini dan langkah ke depan
Dalam beberapa tahun terakhir Laleilmanino terus aktif: merilis versi mereka sendiri (Laleilmanino Version), berkolaborasi pada proyek-proyek besar (Diskoria, Bunga Citra Lestari, JKT48), dan tetap menjadi pilihan banyak label/artis untuk penulisan lagu dan produksi. Mereka juga aktif di platform digital dan media sosial sebagai entitas kreatif—menunjukkan bahwa selain bekerja di balik layar, trio ini mulai tampil lebih “di depan” sebagai brand kreatif. Untuk masa depan, pola kolaborasi dan konsistensi kualitas produksi menempatkan mereka pada posisi bagus untuk terus bereksperimen—baik dengan artis baru maupun proyek konseptual yang mengangkat repertoar lokal.
10 Lagu Pilihan Laleilmanino
- Rapsodi – JKT48
Lagu original pertama JKT48 yang ditulis, diaransemen, dan diproduseri oleh Laleilmanino. - Rayu – Marion Jola
Salah satu lagu hits mereka yang sangat populer. Ciri khas Laleilmanino muncul jelas dari lirik dan melodinya. - Tak Ingin Pisah Lagi – Marion Jola & Rizky Febian
Lagu duet yang menggugah, dengan tema balikan dan lirik yang sangat relate. - Gemintang Hatiku – Tiara Andini / Lyodra
Lagu kemenangan yang ditulis oleh Laleilmanino dan dikeluarkan dalam dua versi (versi Tiara dan versi Lyodra) dengan aransemen masing-masing. - Mantan Teman – Arsy Widianto & Brisia Jodie
Lagu ini punya vibe ceria dan tema yang mudah dirasakan banyak orang — juga sering muncul di sosial media. - Peneman Malam Sepi – OKAAY
Tinggal di antara lagu-lagu mereka yang lebih mellow, “Peneman Malam Sepi” menawarkan suasana sunyi yang manis, dengan lirik yang mudah diingat. - Jangan – Marion Jola feat. Rayi RAN
Lagu energi pop-eksperimental yang membantu membangun profil Marion Jola di industri musik Indonesia. - Serenata Jiwa Lara – Diskoria feat Dian Sastrowardoyo
Kolaborasi menarik yang menunjukkan kemampuan Laleilmanino untuk bekerja dalam genre yang berbeda dan dengan pengaruh tekstur elektronik / groovy. - Surat Izin Mencinta – Bastian Steel
Salah satu lagu awal mereka, yang dianggap sebagai batu loncatan. Lagu ini membantu Laleilmanino mulai dikenal lebih luas sebagai penulis/produser. - 365 – Tiara Andini
Lagu ini adalah salah satu karya lebih lembut mereka, menawarkan tema patah hati atau kerinduan dengan nuansa balada yang kuat.